Beranda | Artikel
Pelajaran Penting Dari Kisah Qailah binti Makhramah
Rabu, 8 Juli 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Ahmad Zainuddin

Pelajaran Penting Dari Kisah Qailah binti Makhramah adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Risalah Penting Untuk Muslimah, sebuah kitab buah karya Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr Hafidzahullah. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc. pada Rabu, 17 Dzulqo’dah 1441 H / 08 Juli 2020 M.

Kajian Islam Tentang Pelajaran Penting Dari Kisah Qailah binti Makhramah

Pada pertemuan kali ini kita membaca bab yang baru setelah sebelumnya kita sudah menyelesaikan bab فتنة النساء وضرر الاختلاط (Godaan wanita yang berbahaya dan bahaya bercampur antara laki-laki dan perempuan). Kita baca bab yang baru, yaitu penulis, Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr Hafidzahumullahu Ta’ala mengatakan: عبرة عظيمة من قصة صحابية كريمة (Pelajaran yang agung dari kisah sahabat wanita yang mulia Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Radhiyallahu ‘Anha).

Jadi di dalam bab ini Fadhilatusy Syaikh ‘Abdurrazzaq Hafidzahullahu Ta’ala akan bercerita tentang seorang sahabat Nabi perempuan Radhiyallahu ‘Anha dan kita akan mengambil pelajaran-pelajaran dari cerita tersebut.

Beliau mengatakan:

عبرة عظيمة وفائدة جليلة ثمينة نفيدها من قصة صحابية فاضلة

“Ini adalah pelajaran yang agung, faidah yang besar dan berharga yang kita ambil dari kisah seorang sahabat wanita Nabi Radhiyallahu ‘Anha yang mulia.”

وهي تحكي خبر إسلامها

“Dan dia menceritakan kabar tentang keislamannya.”

ونبأ دخولها في هذا الدين

“Dan berita tentang masuknya dia dalam agama Islam ini.”

وبداية حياتها في الإسلام

“Dan permulaan kehidupannya di dalam agama Islam.”

تلكم هي – أيها المؤمنون – قَيْلَةُ بنتُ مَخْرَمَة التميمية رضي الله عنها وأرضاها

“Namanya adalah Qailah (kalau dalam bahasa Indonesia mungkin Kaila) binti Makhramah At-Tamimi Radhiyallahu ‘Anha wa Ardhaha.”

وقصتها طويلة رواها الطبراني بتمامها في كتابه المعجم الكبير

“Dan kisahnya sangat panjang diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabrani secara lengkap di dalamnya Al-Mu’jam Al-Kabir.”

وأجتزئ من قصتها -رضي الله عنها- ذكْرها لخبر وصولها إلى المدينة ودخولها لمسجد النبي عليه الصلاة والسلام

“Dan saya memberanikan untuk menceritakan kisahnya -Radhiyallahu ‘Anha- karena kabar tentang datangnya Qailah ke kota Madinah dan memasuki masjid Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.”

وكان ذلكم الدخول كما روت رضي الله عنها وقت صلاة الفجر

“Waktu itu Qailah masuk ke dalam masjid Nabawi pada shalat subuh.”

والنبي عليه الصلاة والسلام يصلي بالمؤمنين

“Dan pada waktu itu Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sedang mengimami para sahabat.”

والصفوف خلفه قائمين بأداء هذه الصلاة العظيمة

“Dan shaf-shaf di belakang Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tegak untuk menegakkan shalat yang agung ini.”

Kemudian Qailah bercerita:

قَدِمْنَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُصَلِّي بِالنَّاسِ صَلَاةَ الْغَدَاةِ

“Kami mendatangi Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan waktu itu beliau sedang mengimami manusia shalat subuh.”

قَدْ أُقِيمَتْ حِينَ انْشَقَّ الْفَجْرُ

“Dan telah diiqamahkan shalat ketika fajar benar-benar telah menyingsing.”

وَالنُّجُومُ شَابِكَةٌ فِي السَّمَاءِ

“Dan bintang-bintang terpancar di langit-langit.”

وَالرِّجَالُ لَا تَكَادُ تَعَارَفُ مِنْ ظُلْمَةِ اللَّيْلِ

“Dan para lelaki hampir tidak saling mengenal karena gelapnya malam.”

Hal ini karena dahulu belum ada listrik. Sehingga kalau sudah terbenam matahari pada waktu itu maka gelap. Pada shalat subuh kondisinya masih gelap, orang-orang masih tidak mengetahui siapa yang berada di sampingnya karena saking gelapnya subuh pada waktu itu.

فَصَفَفْتُ مَعَ الرِّجَالِ

“Lalu Qailah masuk ke shafnya para lelaki.”

امْرَأَةً حَدِيثَةَ عَهْدٍ بِجَاهِلِيَّةٍ

“Aku seorang wanita yang baru masuk agama Islam.”

Syakh ‘Abdurrazzaq berlata: “Coba perhatikan, seorang perempuan masuk shaf di samping laki-laki di masjid Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan diwaktu shalat subuh.”

Kita lanjutkan ceritanya..

فَقَالَ لِيَ الرَّجُلُ الَّذِي يَلِينِي مِنَ الصَّفِّ : امْرَأَةٌ أَنْتِ أَمْ رَجُلٌ؟

“Ada sahabat yang berkata: ‘siapa di samping ini, kamu laki-laki atau perempuan?`”

Maka Qailah menjawab:

لَا بَلِ امْرَأَةٌ

“Aku bukan laki-laki, aku perempuan.”

Maka laki-laki tersebut mengatakan:

إِنَّكِ قَدْ كِدْتِ تَفْتِنِينِي فَصَلِّي فِي النِّسَاءِ

“Sungguh engkau benar-benar hampir saja telah memberikan godaan kepadaku. Hendaknya engkau shalat bersama para perempuan.”

Jadi Qailah ini beliau masuk kedalam shaf laki-laki karena beliau baru masuk Islam.

وَإِذَا صَفٌّ مِنَ النِّسَاءِ قَدْ حَدَثَ عِنْدَ الْحُجُرَاتِ لَمْ أَكُنْ رَأَيْتُهُ حِينَ دَخَلْتُ ، فَكُنْتُ فِيهِنَّ

“Dan ternyata shafnya para perempuan itu ada di pintu-pintu kamar istri-istri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, aku tidak melihatnya ketika aku masuk ke dalam masjid.”

Artinya setelah itu Qailah pergi menuju shaf perempuan dan shalat bersama para perempuan. Dan di dalam kisah ini Qailah memberikan udzur terhadap dirinya atas kejadian tersebut bahwasannya dirinya adalah orang yang baru masuk Islam.

Lalu kata Syaikh ‘Abdurrazzaq bahwasannya beliau tidak mengetahui tentang keislaman, rinciannya, hukum-hukumnya dan petunjuk-petunjuk Islam. Inilah cerita dari seorang Qailah binti Makhramah At-Tamimi.

Sekali lagi, untuk ibu-ibu yang baru mau melahirkan mungkin kalau anaknya perempuan -saya pesan- namanya قَيْلَة (Kaila / Qailah). Ini nama yang bagus. Kalau ditanya siapa Qailah, maka jawabnya adalah nama seorang sahabat wanita dizaman Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang baru masuk ke dalam agama Islam dan beliau benar-benar ingin menjaga kesuciannya.

Kata Syaikh ‘Abdurrazzaq:

“Wahai saudariku muslimah, perhatikanlah, tempat kejadian kisah tersebut adalah masjid Nabawi dan dimasa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam masih hidup, dan waktu serta keadaannya adalah keadaan yang utama, yaitu waktu menunaikan shalat subuh. Meskipun demikian itu sahabat laki-laki tersebut mengatakan: ‘Sesungguhnya engkau telah benar-benar bisa membuat aku tergoda`”

Perhatikan! Kejadian ini di masjid Nabawi, pada zaman Nabi, lagi shalat subuh, masih ada pemikiran seperti itu. Bayangkan kalau keadaannya bukan di masjid, berdua di tempat gelap, banyak maksiat?

Dan makna yang disebutkan oleh sahabat laki-laki tersebut, itulah yang dijelaskan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits Usamah bin Zaid Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkara Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً هِيَ أَضَرُّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

“Aku tidak pernah tinggalkan sebuah godaan sepeninggalku yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki daripada godaan perempuan.” (HR. Bukhari Muslim)

Download mp3 Kajian Tentang Pelajaran Penting Dari Kisah Qailah binti Makhramah


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48693-pelajaran-penting-dari-kisah-qailah-binti-makhramah/